‘Please’ dan ‘Thank You’ ke ChatGPT Bikin OpenAI Rugi Miliaran—Perlukah Kita Berhenti?
- Sagita Fahrina Putri
- Apr 22
- 2 min read

Siapa sangka kesopanan bisa jadi mahal? CEO OpenAI, Sam Altman, baru-baru ini mengungkap bahwa kata-kata sederhana seperti “please” dan “thank you” yang sering ditambahkan pengguna saat menggunakan ChatGPT ternyata menambah biaya operasional hingga puluhan juta dolar.
Pasalnya, setiap kata yang diketik pengguna akan dipecah menjadi token—unit teks kecil yang diproses oleh model AI. Semakin banyak token, semakin besar pula biaya komputasi yang dikeluarkan untuk menjawab. Tambahan beberapa kata sopan dalam miliaran permintaan? Itu artinya pengeluaran yang tidak kecil.
Namun, saat ditanya tentang biaya ini oleh pengguna X (Twitter), Altman menjawab dengan santai:
“Tens of millions of dollars well spent—you never know.”
Sopan atau Boros?
Meskipun mahal, banyak pengguna tetap memilih untuk bersikap sopan terhadap AI. Sebagian besar menganggap bahwa menyapa dan mengucapkan terima kasih adalah bagian dari kebiasaan, bahkan identitas manusia. Bahkan dalam sebuah survei informal oleh Ethan Mollick, profesor di University of Pennsylvania, hampir 50% responden mengaku sering sopan saat menggunakan ChatGPT. Hanya 16% yang mengaku memberi perintah langsung tanpa basa-basi.
Alasannya beragam—ada yang merasa interaksi jadi terasa lebih manusiawi, ada pula yang percaya bahwa sikap sopan bisa mendorong AI memberi jawaban yang lebih baik.
Biaya Kecil yang Menggulung Jadi Besar
Di balik layar, ChatGPT bekerja dengan mengubah setiap kalimat menjadi token. Kata-kata tambahan seperti “please” atau “thank you” memang terlihat sepele, tetapi setiap token membutuhkan daya komputasi dan listrik. Jika hal ini terjadi dalam jutaan hingga miliaran interaksi setiap harinya, maka akumulasinya tentu tak bisa dianggap remeh.
Sebuah laporan dari MIT Technology Review pada Maret 2025 menyebut bahwa meskipun energi yang dikonsumsi per interaksi sangat kecil, skala global dari penggunaannya menjadikannya isu yang perlu diperhatikan.
Haruskah Kita Berhenti Bersikap Sopan?
Ini bukan sekadar soal efisiensi, tapi juga soal bagaimana kita ingin berinteraksi dengan teknologi.OpenAI kemungkinan akan mengembangkan sistem yang bisa menghapus token yang dianggap tidak penting sebelum diproses. Tapi di sisi lain, memotong semua kata sopan bisa membuat AI terasa lebih dingin dan kaku.
Untuk sekarang, sebagian pengguna mulai membatasi kata-kata tambahan demi efisiensi. Namun banyak juga yang tetap sopan karena alasan personal atau prinsip.
Akhirnya, pertanyaan ini kembali ke tiap individu: mau hemat token atau tetap ramah? Yang jelas, kata-kata kecil seperti “please” dan “thank you” ternyata punya dampak yang besar—baik secara teknis maupun emosional.
Comentários