Klarna Gantikan 700 Karyawan dengan AI, Kurangi Tenaga Kerja Hingga 40%
- Sagita Fahrina Putri
- 7 days ago
- 1 min read

Raksasa fintech asal Swedia, Klarna, tengah bertransformasi drastis di era AI. CEO Sebastian Siemiatkowski mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mengurangi 40% tenaga kerjanya, dari sekitar 5.500 menjadi hanya 3.400 karyawan—sebagian besar akibat adopsi AI dan penghentian rekrutmen.
Klarna mulai menerapkan AI secara agresif sejak bermitra dengan OpenAI pada 2023. Setahun kemudian, mereka meluncurkan asisten layanan pelanggan berbasis AI yang kini menggantikan peran sekitar 700 agen manusia. Bahkan, dalam laporan keuangan Q3 tahun lalu, Klarna menampilkan CEO versi AI untuk menyampaikan hasil kinerja perusahaan.
“Perusahaan kami menyusut dari 5.000 ke hampir 3.000 karyawan. Jika Anda melihat di LinkedIn, akan terlihat jelas,” ujar Siemiatkowski dalam wawancara dengan CNBC.
Namun, ini bukan semata soal AI. Klarna juga berhenti merekrut sejak 2023 dan membiarkan timnya mengecil secara alami melalui attrition sebesar 15-20% per tahun.
Walau demikian, Siemiatkowski mengakui bahwa kualitas layanan sempat menurun karena pendekatan berbasis AI sepenuhnya. Klarna pun kini mempertimbangkan kembali untuk menambah agen manusia dengan sistem mirip Uber—fleksibel dan berdasarkan permintaan.
IPO Klarna yang sempat direncanakan juga tertunda akibat ketidakpastian pasar, namun bisa jadi akan kembali mencuat dalam waktu dekat.
Dengan langkah yang berani dan kontroversial ini, Klarna menjadi salah satu perusahaan pertama yang secara terbuka menunjukkan dampak nyata adopsi AI terhadap struktur tenaga kerja mereka.
Comments